Friday, November 7, 2008

NIHON NO MATSURI

Setiap Negara pasti memiliki beragam budaya yang menghiasi Negara tersebut, contohnya saja Indonesia, di Indonesia terdapat macam budaya yang berbeda-beda pada setiap daerahnya. Dan setiap budaya tersebut memiliki upacara adat/ pesta rakyat sendiri, seperti di daerah Jawa Barat, di Jawa Barat terdapat berbagai upacara adapt, contohnya saja Ritual Kuda Kosong, ritual tersebut merupakan bentuk penghormatan warga Cianjur terhadap Pangeran Surya Kencana, pada ritual tersebut, kuda yang berukuran sangat besar (besarnya melebihi kuda rata-rata) yang menggunakan aksesoris layaknya seekor kuda perang dan kuda tersebut seperti merasa ada yang menunggangi. ritual tersebut banyak menarik minat warga masyarakat untuk menonton upacara adat tersebut. Dan banyak lagi ritual-ritual yang ada di Indonesia ini.

Pada saat ini saya akan membahas perayaan yang ada di negara matahari terbit atau Jepang, negara yang memiliki kultur yang unik ini memiliki bermancam-macam perayaan yang disebut Matsuri, Matsuri yang berarti pesta rakyat atau perayaan, merupakan tradisi dari nenek moyang mereka yang secara turun menurun dipentaskan di daerahnya.

Terdapat beberapa unsur-unsur penting yang wajib dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah perayaan tersebut dilakukan, diantaranya :
1. Monoimi atau pertapaan penyucian diri;
2. Persembahan sesajian;
3. Komuni (communion).

Minoimi, dapat disaksikan di Kuil sada, yang terletak di tengah peninsula Shimane, dipantai laut Jepang. Setiap tahunnya pada akhir bulan September para pendeta Shinto melakukan upacara Gozake Matsuri yang berarti “Ritus bertukar tempat duduk” maksud bertukar tempat duduk disini adalah menukarkan tempat duduk para dewa yang berada di kuil tersebut. Monoimi yang merupakan “pintu gerbang”yang dilakukan ketika para peserta meninggalkan dunianya sehari-hari (ke) untuk memasuki kawasan khuhus (hare) dari matsuri.

Persembahan sesajian. Unsur yang kedua merupakan saat pemberian persembahan atau sesajen kepada para dewa. Sesajian yang umumnya dipersembahkan adalah kue mochi, arak sake, ganggang laut, sayur-sayuran serta buah-buahan. Di Jepang tidak ada sesajian berupa mahluk hidup.

Komuni atau naorai. Unsur terakhir ini adalah saat dimana para peserta menyantap hidangan bersama, hidangan tersebut merupakan hidangan yang disediakan untuk para dewa. Kota yang biasanya melaksanakan matsuri adalah kota Kyoto.

Berikut ini merupakan beberapa contoh matsuri-matsuri yang ada di Jepang :
Festival Gion di Kyoto, festifal ini sebenarnya dilakukan diseluruh Jepang (an illustrated Encyklopedia) (1993:456). Festifal ini disponsori oleh kuil Yasaka. Festifal ini dilakukan untuk menghormati dewa Gavagriva, yang dalam bahasa Jepangnya adalah Gozu Tennoo. Dewa ini adalah dewa yang menjamin kesehatan para penduduk yang ada di Jepang. Festifal ini sudah dilakukan semenjak 869 M, ketika waktu itu masyarakat Jepang sedang memerangi epidermi penyakit menular yang melanda kota Kyoto. Bentuk festifal tersebut : Suatu parade kereta hias yang penuh dengan lambang-lambang dewa, berbentuk bangunan kuil miniatur lengkap dengan patung atau anak-anak yang dihias dengan pakaian dewa. Hoku (tombak-tombak) yang asli kemudian diganti dengan kereta-kereta hias yang memiliki roda-roda besar, yang juga disebut hoku. Kereta-kereta tersebut ditarik oleh puluhan pria muda. Diatas kereta itu ada yang memainkan lagu yang berjudul Gion-Bayashi.
Ada juga pesta rakyat Setsubun, Jidai Matsuri dan Hi Matsuri di Kurama.
Dan masih banyak pula pesta rakyat yang ada di Jepang.